"Bubarkan saja mereka, toh mereka lebih kecil dari pada kita..."
"Tidak bisa begitu, mas!".
"Kenapa tidak? mereka jelas-jelas berbeda jauh dengan diri kita dan lagi kita mempunyai banyak pendukung, bahkan tangan yang berkuasa akan membantu kita"
"Kita tidak mempunyai hak untuk melakukan semua itu.."
"Lho jelas-jelas mereka bersalah, melakukan hal di luar kebiasaan kita. Dari pandangan tangan penguasa pun mereka sudah bersalah!"
"Saya masih tidak bisa berpendapat dengan anda"
"Kenapa anda selalu membela mereka? atau jangan-jangan anda salah satu dari mereka?"
"Bukan, saya bukan bagian dari siapa-siapa.."
"Dengan kata lain anda membiarkan mereka tetap berulah, dan membiarkan kemungkaran terjadi di depan anda. Anda tau konsekuensinya kan?"
"Iya, saya tau dengan semua konsekuensi semua itu"
"Nahh..sudah jelas bukan. Kenapa anda masih membela mereka yang jelas-jelas berbeda"
"Saya bukan membela. Saya juga bukan memihak. Namun apakah anda mengerti, jikalau anda di posisi mereka?"
"Apa maksud anda?"
"Jika anda dalam posisi paling kecil, bukan tidak mungkin mereka yang terbesar akan berusaha membubarkan anda"
"Tapi saya yakin, saya adalah benar"
"Itu menurut pandangan anda.."
"Maksud anda apa?"
"Ada tiga jenis benar itu. Pertama : Benar di mata khayalak ramai. Kedua : Benar atas definisi anda sendiri. Dan Ketiga : Benar di atas kebenaran"
"Saya bingung dengan maksud anda!"
"Maksud saya, hal pertama, benar di mata khayalak ramai. Tidak bisakah anda lihat bahwa hal yang salah bisa menjadi benar sekarang? Awalnya jelas-jelas bersalah, namun karena sering terjadi, dan banyak yang mengikuti karena tidak adanya tindakan. Menjadikan hal itu menjadi umum dan finally kesalahan berjamaah itu menjadi hal yang benar menurut khalayak.
Yang kedua, benar menurut anda sendiri. Bagaimanapun ngototnya orang lain, kalau menurut kita benar, semua itu akan berlalu begitu saja. Benar menurut kita sendiri sama halnya dengan keyakinan. Kita tidak bisa memaksakan keyakinan kepada orang lain. Mau bukti? silahkan anda bersitegang dengan orang yang berbeda keyakinan atau pendapat, Namun jangan jauh-jauh, ambil saja orang yang sekeyakinan namun berbeda guru saja. Dijamin semalam suntuk debat kusir tidak akan terasa ^_^
Sedang yang ketiga, benar di atas kebenaran. Kita mempunyai dasar yang benar-benar kuat untuk meyakinkan kita bahwa mana itu yang haq dan mana itu yang benar-benar bathil. Dan kunci mendapatkan itu dengan berilmu..."
"Tapi itu masih tidak bisa menjawab pertanyaan yang saya tanyakan tadi, bukan? Tentang sekelompok orang besar yang berusaha membubarkan orang yang kecil"
"Justru itu, saya tanya lagi, sekarang anda bersemangat untuk membubarkan mereka yang kecil. Bagaimana kalau sekarang di balik, mereka yang berusaha membubarkan anda karena mereka yang terbesar?"
"Saya tidak mengerti dengan jalan pikiran anda"
"Tidak semua hal bisa di mengerti. Kita coba pahami semua permasalahan dengan pikiran yang dingin. Tidak hanya dengan mendengar, melihat, berkumpul dan berangkat berperang tanpa melihat kebenarannya dulu"
"Jadi kita diam saja saat melihat segala kesalahan yang terjadi di depan kita?"
"Bukan diam, namun ada tata krama tersendiri untuk menyelesaikan semua itu. Bukan dengan langsung angkat senjata"
"Tapi jika dengan lisan ga bisa, bukankah dah jelas, bahwa perlu adanya jalan kekerasan?"
"Mungkin awal memang kita berpikir mereka telah kalah, namun anda tidak melihat ke depannya?"
"Jadi, intinya sekarang anda takut bertindak untuk hal-hal yang jelas?"
"Iya, saya memang takut. Tapi bukan takut mereka membalas. Namun ketakutan saya, mereka akan semakin beranggapan bahwa mereka memang benar dengan keyakinannya sehingga selain di pihak selain mereka justru tidak suka dan berusaha menghancurkan mereka..."
"Ya, saya memang takut, ketakutan justru karena mereka akan beranggapan kita adalah seorang musuh dan tidak ada perlunya untuk berbicara"
"Kenapa harus takut tidak bisa di ajak berbicara? Kenapa harus takut pula mereka semakin kuat dengan keyakinan mereka? Kita melakukan hal yang benar. Kita melakukan semua itu atas dasar yang benar"
"Tidakkah anda sadar, mereka akan semakin kuat dengan keyakinan mereka dengan segala bentuk intimidasi kita?Tidakkah anda sadar, jika mereka akan terus menyusun kekuatan dan suatu hari mereka akan menjadi lebih besar dari kita? Dan tahukah anda, bahwa kita, dimata orang lain kita di anggap sebagai tukang keributan? membunuh tanpa dengan alasan yang tidak jelas padahal kita tidak sedang berperang, demi keyakinan yang salah?tidak malukah anda, kita adalah sebenarnya orang yang bertata krama namun segelintir orang menjadikan kita sebagai orang yang selalu salah setiap terjadi suatu kesalahan?
....
"Tidak bisa begitu, mas!".
"Kenapa tidak? mereka jelas-jelas berbeda jauh dengan diri kita dan lagi kita mempunyai banyak pendukung, bahkan tangan yang berkuasa akan membantu kita"
"Kita tidak mempunyai hak untuk melakukan semua itu.."
"Lho jelas-jelas mereka bersalah, melakukan hal di luar kebiasaan kita. Dari pandangan tangan penguasa pun mereka sudah bersalah!"
"Saya masih tidak bisa berpendapat dengan anda"
"Kenapa anda selalu membela mereka? atau jangan-jangan anda salah satu dari mereka?"
"Bukan, saya bukan bagian dari siapa-siapa.."
"Dengan kata lain anda membiarkan mereka tetap berulah, dan membiarkan kemungkaran terjadi di depan anda. Anda tau konsekuensinya kan?"
"Iya, saya tau dengan semua konsekuensi semua itu"
"Nahh..sudah jelas bukan. Kenapa anda masih membela mereka yang jelas-jelas berbeda"
"Saya bukan membela. Saya juga bukan memihak. Namun apakah anda mengerti, jikalau anda di posisi mereka?"
"Apa maksud anda?"
"Jika anda dalam posisi paling kecil, bukan tidak mungkin mereka yang terbesar akan berusaha membubarkan anda"
"Tapi saya yakin, saya adalah benar"
"Itu menurut pandangan anda.."
"Maksud anda apa?"
"Ada tiga jenis benar itu. Pertama : Benar di mata khayalak ramai. Kedua : Benar atas definisi anda sendiri. Dan Ketiga : Benar di atas kebenaran"
"Saya bingung dengan maksud anda!"
"Maksud saya, hal pertama, benar di mata khayalak ramai. Tidak bisakah anda lihat bahwa hal yang salah bisa menjadi benar sekarang? Awalnya jelas-jelas bersalah, namun karena sering terjadi, dan banyak yang mengikuti karena tidak adanya tindakan. Menjadikan hal itu menjadi umum dan finally kesalahan berjamaah itu menjadi hal yang benar menurut khalayak.
Yang kedua, benar menurut anda sendiri. Bagaimanapun ngototnya orang lain, kalau menurut kita benar, semua itu akan berlalu begitu saja. Benar menurut kita sendiri sama halnya dengan keyakinan. Kita tidak bisa memaksakan keyakinan kepada orang lain. Mau bukti? silahkan anda bersitegang dengan orang yang berbeda keyakinan atau pendapat, Namun jangan jauh-jauh, ambil saja orang yang sekeyakinan namun berbeda guru saja. Dijamin semalam suntuk debat kusir tidak akan terasa ^_^
Sedang yang ketiga, benar di atas kebenaran. Kita mempunyai dasar yang benar-benar kuat untuk meyakinkan kita bahwa mana itu yang haq dan mana itu yang benar-benar bathil. Dan kunci mendapatkan itu dengan berilmu..."
"Tapi itu masih tidak bisa menjawab pertanyaan yang saya tanyakan tadi, bukan? Tentang sekelompok orang besar yang berusaha membubarkan orang yang kecil"
"Justru itu, saya tanya lagi, sekarang anda bersemangat untuk membubarkan mereka yang kecil. Bagaimana kalau sekarang di balik, mereka yang berusaha membubarkan anda karena mereka yang terbesar?"
"Saya tidak mengerti dengan jalan pikiran anda"
"Tidak semua hal bisa di mengerti. Kita coba pahami semua permasalahan dengan pikiran yang dingin. Tidak hanya dengan mendengar, melihat, berkumpul dan berangkat berperang tanpa melihat kebenarannya dulu"
"Jadi kita diam saja saat melihat segala kesalahan yang terjadi di depan kita?"
"Bukan diam, namun ada tata krama tersendiri untuk menyelesaikan semua itu. Bukan dengan langsung angkat senjata"
"Tapi jika dengan lisan ga bisa, bukankah dah jelas, bahwa perlu adanya jalan kekerasan?"
"Mungkin awal memang kita berpikir mereka telah kalah, namun anda tidak melihat ke depannya?"
"Jadi, intinya sekarang anda takut bertindak untuk hal-hal yang jelas?"
"Iya, saya memang takut. Tapi bukan takut mereka membalas. Namun ketakutan saya, mereka akan semakin beranggapan bahwa mereka memang benar dengan keyakinannya sehingga selain di pihak selain mereka justru tidak suka dan berusaha menghancurkan mereka..."
"Ya, saya memang takut, ketakutan justru karena mereka akan beranggapan kita adalah seorang musuh dan tidak ada perlunya untuk berbicara"
"Kenapa harus takut tidak bisa di ajak berbicara? Kenapa harus takut pula mereka semakin kuat dengan keyakinan mereka? Kita melakukan hal yang benar. Kita melakukan semua itu atas dasar yang benar"
"Tidakkah anda sadar, mereka akan semakin kuat dengan keyakinan mereka dengan segala bentuk intimidasi kita?Tidakkah anda sadar, jika mereka akan terus menyusun kekuatan dan suatu hari mereka akan menjadi lebih besar dari kita? Dan tahukah anda, bahwa kita, dimata orang lain kita di anggap sebagai tukang keributan? membunuh tanpa dengan alasan yang tidak jelas padahal kita tidak sedang berperang, demi keyakinan yang salah?tidak malukah anda, kita adalah sebenarnya orang yang bertata krama namun segelintir orang menjadikan kita sebagai orang yang selalu salah setiap terjadi suatu kesalahan?
....
(oleh-oleh dari duduk semalaman ngupi di warung)
bagus nih. obrolan sambil ngupil yang bermutu. aku juga suka ngobrol-ngobrol beginian di beberapa posting blog ku ;p emang paling seru sih hihi.
BalasHapuskalo ngobrolnya kayak gini mah cocokny dicafe atau restaurant harusnya hehehe
BalasHapussoalny bermutu bgt isi obrolannya
melihat suatu masalah dari berbagai sisi, semoga dapat solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak
BalasHapussemuga bisa lebih baik aja . . .
BalasHapus@ atanotogoro : ngupi atau ngupil? :D
BalasHapus@ ria nugroho : jauh lebih bermutu di postingannya ria
@ orange float : amiin..
@ chibuy : semoga sasa (optimis)