Dukun adalah seseorang yang membantu masyarakat dalam upaya penyembuhan penyakit melalui tenaga supranatural, namun sebagian dari mereka menyalahgunakan ilmu supranatural tersebut untuk menciptakan "penyakit baru", kepada masyarakat.
Kebudayaan Dukun dapat ditemukan di seluruh dunia, mereka dapat terbagi berbagai macam aliran dan ilmu, Dukun Pawang Hujan, Dukun Pawang Hewan, Dukun Santet, Dukun Pelet, Dukun Pijat, Dukun Bayi (Bidan Desa), Dukun Ramal, dan lain sebagainya.
Dukun adalah sebutan untuk mereka dalam bahasa Indonesia. Di luar negeri mereka disebut dengan macam macam nama: Clairvoyant (Inggris), Macumba, Xango (Brazil), Obeah, Santeria (Jamaica), Voodoo (Afrika bagian Barat, yang berkembang pula hingga Haiti di Kepulauan Karibia, kejawen (Jawa).
Di Nusantara, misalnya, profesi dukun sudah begitu berakar karena perjalanan sejarah yang begitu panjang. Pada masyarakat Melayu, sebagai contoh, Muhar Omtatok, seorang Praktisi Supranatural, menulis sebagai berikut: Melayu Sumatera Timur adalah Orang yang dipersatukan oleh faktor adat resam, islam dan bahasa melayu di wilayah Tamiang (masuk dalam Propinsi NAD, berbatas dengan Sumatera Utara), beberapa tempat di Sumatera Utara seperti Langkat, Deli, Serdang, Batubara, Asahan, Kualuh, Panai, Bilah, Bedagai, Tebing Tinggi dan bahagian Riau seperti Siak Sri Indrapura.
Orang Melayu Sumatera Timur terkenal sangat spiritual hidupnya, sehingga fungsi Tok Pawang sangat punya makna. Tok Pawang bagi Orang Melayu Sumatera Timur adalah seseorang yang mempunyai talenta supranatural yang difungsikan dalam setiap mobilitas kehidupan orang melayu. Memindahkan hujan, Memindahkan makhluk halus, Meminak ikan dsb.
Dalam masyarakat melayu sumatera timur, Pawang, Tukang Cerita, Tuan Guru mempunyai arti yang bisa disamakan dengan Tok Bomo ( dukun ). Dalam Ritual Jamu Laut, Tulak Bala dan Tari Lukah misalnya, pemimpin ritual disebut Tok Pawang, dalam Ritual Mandi Berminyak disebut Tuan Guru atau Orang Pintar.
Kata Dukun sendiri, bagi Orang Melayu Sumatera Timur sering di tabalkan untuk Dukun Patah (tabib spesialis tulang), Dukun urut/ Tukang Kusuk (pemijat) atau Dukun Beranak (Bidan tradisional). Di perkampungan yang sudah ada bidan, terkadang dukun beranak tetap difungsikan karena diyakini bahwa dukun beranak mempunyai kemahiran ganda yaitu membantu persalinan dan juga menguasai ilmu ghaib. Diyakini bahwa perempuan yg akan dan sedang menjalani persalinan sering diganggu makhluk gaib. Dukun Beranak membuat Buhul atau memotong & menyimpul tali pusat bayilelaki dengan 7 dan bayi perempuan dengan bilangan 6 sebagai syarat tuah.
Bagaimana dengan fenomena dukun cilik atau yang bisa disebut dengan Dukun Tiban?
sebut saja mereka adalah Ponari (Jombang) dan Dadang (Malang)
Beberapa bulan yang lalu di Jombang (dusun Kedungsari desa Balongsari kec. Megaluh) dan sekitarnya sedang hangat-hangatnya pemberitaan mengenai fenomena si dukun cilik. Masyarakat dari sekitar Jawa Timur (bahkan ada yang dari luar Jawa) berbondong-bondong mendatangi si dukun cilik tersebut tentu saja dengan berbagai macam penyakit yg dibawanya. Banyak diantara mereka yg mengaku sembuh setelah diobat si dukun cilik yang sudah berpraktik sejak 17 januari lalu. Si dukun tiban bernama Ponari tersebut memang baru berusia 9 thn, konon si kecil ini beberapa waktu yang lalu ”hampir” tersambar petir (begitu menurut beberapa sumber). Setelah kejadian tersebut, si kecil dengan berbekal sebuah batu sekepalan tangan (ditemukan sewaktu ada sambaran petir) bisa menyembuhkan berbagai penyakit manusia. Sejak itu si Ponari kecil tidak bisa leluasa bersekolah layaknya anak SD seusianya, malah ada "target" puluhan ribu warga yang datang untuk berobat. Dalam satu hari ”panitia si dukun cilik” menyediakan 50 ribu lembar kartu antrian (50 ribu lho ya !!!), dan semuanya habis ludes, padahal dalam prakteknya si dukun cilik tersebut ”hanya” bisa melayani 10 ribu pasien sehari dari pukul 7 pagi s/d 4 sore. Tentu saja sisa pasien terpaksa menginap di rumah-rumah penduduk di sekeliling desa tersebut.
Saking banyaknya pasien yg berduyun-duyun dan berdesak-desakan, mengakibatkan korban meninggal dunia. Tercatat 4 org meninggal (data sampai senin malam), kebanyakan mereka meninggal dunia akibat terdesak/terinjak oleh sesama pasien yang sedang antrean.
Mengantisipasi keadaan agar tidak bertambah parah, pihak kepolisian berkordinasi dengan koramil dan perangkat desa mengadakan musyawarah. Dalam musyawarah tersebut disepakati untuk sementara praktek si dukun cilik tersebut ditutup untuk sementara waktu. Juga diusulkan untuk memindahkan tempat praktek si dukun cilik tersebut ke tempat yang lebih representatif tapi pihak keluarga si dukun cilik tersebut menolak. Kabar terakhir praktek bocah cilik ini sudah ditutup oleh pihak yang berwenang.
Lain lagi dengan cerita Dadang, Dukun cilik Dadang Kurniawan ini baru berusia 10 tahun dan dirinya juga mirip dengan Ponari. Ketika sedang mengobati pasiennya Dadang Kurniawan melakukannya sambil bermain-main. Dukun cilik Dadang Kurniawan tinggal di Desa Sumberhulu, Bandungrejo, Bantur, sekitar 50 kilometer dari Kota Malang, Jawa Timur. Meski rumahnya terpencil namun setiap hari banyak warga yang antri untuk berobat. Cara pengobatan dukun cilik Dadang Kurniawan ini bermacam-macam, mulai diberi minuman ramuan dari media hingga dioles dan dipijat, tergantung penyakit yang dikeluhkan para pasien yang datang berobat.
Rumah Dadang di Desa Bandungrejo, Bantur, Kabupaten Malang, kini ramai didatangi warga yang ingin berobat. Ponem, seorang warga, mengaku kesehatannya berangsur membaik usai menjalani pengobatan pada Dadang.
Berbeda dengan Ponari, Dadang tidak mengalami keanehan sebelum diketahui bisa menyembuhkan orang. Media yang digunakan pun tidak berbeda dengan paranormal umumnya. Yakni memanfaatkan air putih, minyak wangi, bunga kenanga, dan bunga kantil putih.
Sejak sibuk mengobati warga, kini Dadang jadi malas bersekolah. Lasemi, ibunda Dadang juga tidak bisa berbuat banyak, karena siswa kelas empat SD itu berdalih tidak tega meninggalkan pasien yang terus-menerus meminta pengobatan.
Layaknya bocah seusianya, Dadang juga menyempatkan diri bermain bersama teman-temannya jika sudah jenuh mengobati pasien. Kalau sudah begitu, ratusan warga yang mengantre terpaksa harus rela menunggu sang dukun cilik Dadang Kurniawan berhenti bermain untuk menunggu diobati.
Sebenarnya dukun cilik ini sudah ada dari dulu. Cuma saja baru-baru ini terjadi fenomena. Di jaman yang serba modern ini, segala sesuatu yang ghaib sepertinya sudah jarang dibicarakan oleh orang. Segala seusatu yang hampir kebanyakan diyakini orang, sesuatu itu nyata. Bukannya hal yang tidak bisa di nalar oleh pikiran.
Kenapa bisa terjadi hal seperti itu di jaman serbab modern ini. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadikan para Dukun Tiban itu menjadi Populer :
Kebudayaan Dukun dapat ditemukan di seluruh dunia, mereka dapat terbagi berbagai macam aliran dan ilmu, Dukun Pawang Hujan, Dukun Pawang Hewan, Dukun Santet, Dukun Pelet, Dukun Pijat, Dukun Bayi (Bidan Desa), Dukun Ramal, dan lain sebagainya.
Dukun adalah sebutan untuk mereka dalam bahasa Indonesia. Di luar negeri mereka disebut dengan macam macam nama: Clairvoyant (Inggris), Macumba, Xango (Brazil), Obeah, Santeria (Jamaica), Voodoo (Afrika bagian Barat, yang berkembang pula hingga Haiti di Kepulauan Karibia, kejawen (Jawa).
Di Nusantara, misalnya, profesi dukun sudah begitu berakar karena perjalanan sejarah yang begitu panjang. Pada masyarakat Melayu, sebagai contoh, Muhar Omtatok, seorang Praktisi Supranatural, menulis sebagai berikut: Melayu Sumatera Timur adalah Orang yang dipersatukan oleh faktor adat resam, islam dan bahasa melayu di wilayah Tamiang (masuk dalam Propinsi NAD, berbatas dengan Sumatera Utara), beberapa tempat di Sumatera Utara seperti Langkat, Deli, Serdang, Batubara, Asahan, Kualuh, Panai, Bilah, Bedagai, Tebing Tinggi dan bahagian Riau seperti Siak Sri Indrapura.
Orang Melayu Sumatera Timur terkenal sangat spiritual hidupnya, sehingga fungsi Tok Pawang sangat punya makna. Tok Pawang bagi Orang Melayu Sumatera Timur adalah seseorang yang mempunyai talenta supranatural yang difungsikan dalam setiap mobilitas kehidupan orang melayu. Memindahkan hujan, Memindahkan makhluk halus, Meminak ikan dsb.
Dalam masyarakat melayu sumatera timur, Pawang, Tukang Cerita, Tuan Guru mempunyai arti yang bisa disamakan dengan Tok Bomo ( dukun ). Dalam Ritual Jamu Laut, Tulak Bala dan Tari Lukah misalnya, pemimpin ritual disebut Tok Pawang, dalam Ritual Mandi Berminyak disebut Tuan Guru atau Orang Pintar.
Kata Dukun sendiri, bagi Orang Melayu Sumatera Timur sering di tabalkan untuk Dukun Patah (tabib spesialis tulang), Dukun urut/ Tukang Kusuk (pemijat) atau Dukun Beranak (Bidan tradisional). Di perkampungan yang sudah ada bidan, terkadang dukun beranak tetap difungsikan karena diyakini bahwa dukun beranak mempunyai kemahiran ganda yaitu membantu persalinan dan juga menguasai ilmu ghaib. Diyakini bahwa perempuan yg akan dan sedang menjalani persalinan sering diganggu makhluk gaib. Dukun Beranak membuat Buhul atau memotong & menyimpul tali pusat bayilelaki dengan 7 dan bayi perempuan dengan bilangan 6 sebagai syarat tuah.
Bagaimana dengan fenomena dukun cilik atau yang bisa disebut dengan Dukun Tiban?
sebut saja mereka adalah Ponari (Jombang) dan Dadang (Malang)
Beberapa bulan yang lalu di Jombang (dusun Kedungsari desa Balongsari kec. Megaluh) dan sekitarnya sedang hangat-hangatnya pemberitaan mengenai fenomena si dukun cilik. Masyarakat dari sekitar Jawa Timur (bahkan ada yang dari luar Jawa) berbondong-bondong mendatangi si dukun cilik tersebut tentu saja dengan berbagai macam penyakit yg dibawanya. Banyak diantara mereka yg mengaku sembuh setelah diobat si dukun cilik yang sudah berpraktik sejak 17 januari lalu. Si dukun tiban bernama Ponari tersebut memang baru berusia 9 thn, konon si kecil ini beberapa waktu yang lalu ”hampir” tersambar petir (begitu menurut beberapa sumber). Setelah kejadian tersebut, si kecil dengan berbekal sebuah batu sekepalan tangan (ditemukan sewaktu ada sambaran petir) bisa menyembuhkan berbagai penyakit manusia. Sejak itu si Ponari kecil tidak bisa leluasa bersekolah layaknya anak SD seusianya, malah ada "target" puluhan ribu warga yang datang untuk berobat. Dalam satu hari ”panitia si dukun cilik” menyediakan 50 ribu lembar kartu antrian (50 ribu lho ya !!!), dan semuanya habis ludes, padahal dalam prakteknya si dukun cilik tersebut ”hanya” bisa melayani 10 ribu pasien sehari dari pukul 7 pagi s/d 4 sore. Tentu saja sisa pasien terpaksa menginap di rumah-rumah penduduk di sekeliling desa tersebut.
Saking banyaknya pasien yg berduyun-duyun dan berdesak-desakan, mengakibatkan korban meninggal dunia. Tercatat 4 org meninggal (data sampai senin malam), kebanyakan mereka meninggal dunia akibat terdesak/terinjak oleh sesama pasien yang sedang antrean.
Mengantisipasi keadaan agar tidak bertambah parah, pihak kepolisian berkordinasi dengan koramil dan perangkat desa mengadakan musyawarah. Dalam musyawarah tersebut disepakati untuk sementara praktek si dukun cilik tersebut ditutup untuk sementara waktu. Juga diusulkan untuk memindahkan tempat praktek si dukun cilik tersebut ke tempat yang lebih representatif tapi pihak keluarga si dukun cilik tersebut menolak. Kabar terakhir praktek bocah cilik ini sudah ditutup oleh pihak yang berwenang.
Lain lagi dengan cerita Dadang, Dukun cilik Dadang Kurniawan ini baru berusia 10 tahun dan dirinya juga mirip dengan Ponari. Ketika sedang mengobati pasiennya Dadang Kurniawan melakukannya sambil bermain-main. Dukun cilik Dadang Kurniawan tinggal di Desa Sumberhulu, Bandungrejo, Bantur, sekitar 50 kilometer dari Kota Malang, Jawa Timur. Meski rumahnya terpencil namun setiap hari banyak warga yang antri untuk berobat. Cara pengobatan dukun cilik Dadang Kurniawan ini bermacam-macam, mulai diberi minuman ramuan dari media hingga dioles dan dipijat, tergantung penyakit yang dikeluhkan para pasien yang datang berobat.
Rumah Dadang di Desa Bandungrejo, Bantur, Kabupaten Malang, kini ramai didatangi warga yang ingin berobat. Ponem, seorang warga, mengaku kesehatannya berangsur membaik usai menjalani pengobatan pada Dadang.
Berbeda dengan Ponari, Dadang tidak mengalami keanehan sebelum diketahui bisa menyembuhkan orang. Media yang digunakan pun tidak berbeda dengan paranormal umumnya. Yakni memanfaatkan air putih, minyak wangi, bunga kenanga, dan bunga kantil putih.
Sejak sibuk mengobati warga, kini Dadang jadi malas bersekolah. Lasemi, ibunda Dadang juga tidak bisa berbuat banyak, karena siswa kelas empat SD itu berdalih tidak tega meninggalkan pasien yang terus-menerus meminta pengobatan.
Layaknya bocah seusianya, Dadang juga menyempatkan diri bermain bersama teman-temannya jika sudah jenuh mengobati pasien. Kalau sudah begitu, ratusan warga yang mengantre terpaksa harus rela menunggu sang dukun cilik Dadang Kurniawan berhenti bermain untuk menunggu diobati.
Sebenarnya dukun cilik ini sudah ada dari dulu. Cuma saja baru-baru ini terjadi fenomena. Di jaman yang serba modern ini, segala sesuatu yang ghaib sepertinya sudah jarang dibicarakan oleh orang. Segala seusatu yang hampir kebanyakan diyakini orang, sesuatu itu nyata. Bukannya hal yang tidak bisa di nalar oleh pikiran.
Kenapa bisa terjadi hal seperti itu di jaman serbab modern ini. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadikan para Dukun Tiban itu menjadi Populer :
- Mahalnya biaya berobat di tempat medis. Dengan datangnya ke para dukun tiban tersebut, para pasien biasanya hanya mengeluarkan biaya pengobatan secara ringan atau bahkan gratis.
- Adanya referensi/rujukan dari orang-orang yang telah "sukses" di obati.
- Karena tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah terhadap kesehatan.
- Akibat adanya pengaruh media. Baik melaui radio, televisi, koran yang menceritakan tentang popularitas dukun tiban tersebut.
- Berbondong-bondongnya masyarakat ke sana tidak lepas dari mahalnya biaya pengobatan dunia kedokteran yang ada saat ini, sehingga mereka “mencoba” alternatif yang murah meriah dengan harapan mendapatkan hasil yang maksimal. Pemerintah harus introspeksi terhadap fenomena ini, hendaknya biaya berobat di rumah sakit harus ditinjau, yang lebih terjangkau tentunya. Berdasarkan keterangan mereka-mereka yang pernah ke sana, memang tidak semua pasien yang berobat ke sana bisa sembuh, tapi tidak sedikit dari pasien-pasien itu yang sembuh,
- Menggeliatnya ekonomi di desa tempat si dukun tiban tersebut. Masyarakat sekitar banyak yang mendapat berkah dari berdagang makanan, minuman, dll. Bahkan menurut keterangan salah satu wartawan ibukota yang saat itu meliput, parkir kendaraan bisa sampai 2 km.
- Seandainya memang betul batu itu bisa menyembuhkan, semata karena mukjizat dari Allah swt, jika Allah berkata jadi maka jadilah, wallahu a’lam bis showab.
wahh...asyik tuh kecil udah bisa ngumpulin duit banyak. cuma sayang yang jadi korban masa depannya. postingan yang bagus teman. ijin baca yang lain ya.
BalasHapus